September 27, 2006

Diam...

aku menyeret waktu melewati onggokan semu wajah-wajah dusta
terseok-seok bersama sumpah serapah ku
yang tentu saja aku sebut berulangkali bagai melafadzkan puji-pujian dan dendang magis pada Tuhan yang tentu saja masih aku sebut "ada"-dalam sel darahku yang paling tersembunyi-tentunya...
hari ini
aku mulai mengurai detik-detik penyangkalanku pada takdir dan kutukan-kutukan yang mengintai dari celah kusam tembok dibelakangku...
sebuah penyangkalan yang semakin lama semakin menampakkan wajah ke-naif-annya
yang selalu kubanggakan...ironis
lalu apa yang kau sebut tentang ironi?
ketika wajah-wajah lapar menatap kosong pada iring-iringan kapital perut gendut yang melintas hingarbingar didepan hidungnya...atau apa?
aku semakin lelah menyemangati dunia agar terus berputar PADA POROSNYA
agar menciptakan pusaran energi mahadahsyat dan menimbulkan gaya gravitasi pada satelit-satelit dan asteroid disekitarnya....
mungkin aku akan memulai tahapan baru dalam hidup ini...
diam....

September 23, 2006

gelisah

entahlah aku g mampu mengidentifikasikan diriku sendiri sebuah perpaduan antara harapan yang meraksasa sampai membuatku wipe out dalam barrel-nya hingga megap2 aku dibuatnya....
tapi yang terjadi kemudian malah aku terus saja ngorok dan melungker keenakan dalam selimut tebal keegoisanku...
aku juga g mampu mendeskripsikan kemauan takdir yang seenak udele mempermainkan hari-hari jemuku ini...seperti aku tidak mengerti alasan Peeman yang duduk manis disebelahku dan menghabiskan energen kadaluarsanya...mungkin mau ngajak pulang bareng hehehehehe
wes men mulih yook duwitku entek mosok utang nang warnet kekekekekek