Seperti hitamnya bayangan dibelakangku ketika kutatapkan wajah ini tepat di hadapan-Mu jangan Kau kira tak pantas bagiku untuk menggugatMu
semua memang tentang mengapa, mengapa, mengapa dan selalu saja tentang mengapa
entah di pagi buta atau di silaunya dhuha, akan selalu ada tanya itu
ketelanjanganku kuanggap sangat pantas untuk mencuatkan tanya itu
padaMu, hanya padaMu
ketelanjanganku membuatku mampu mengurai jeratan-jeratan di leherku hingga aku sanggup tengadahkan mukaku tepat di wajah-Mu
ketelanjanganku sedikitpun tak membuatku malu akan diriMu
karena ketelanjangan inilah yang membuatku ada dalam diriMu, dan meleburkanku dalam diriMu
dan pusaran hitam yang semakin membesar di atas kepalaku ini cukup untuk mengatakan
bahwa ketelanjangankulah yang akan selalu membarakan apiMu dalam hatiku.