December 10, 2010

Hidup di Surga

Sering saya mendengar dan hampir percaya bahwa potensi kelautan negara ini sungguh tak terkira nilainya, ibarat kita hidup di atas tumpukan permata yang siap untuk kita manfaatkan demi kesejahteraan dan keagungan harkat dan martabat bangsa.
Mari kita renungkan sejenak, 18.000 Km adalah jarak yang panjang, dan itu adalah panjang garis pantai kita dimana setiap jengkal dari garis pantai itu menyimpan potensi yang begitu beraneka ragam. Ambil saja contoh Raja Ampat Papua yang menyimpan 75% dari jenis terumbu karang di dunia memiliki hamparan koral seluas 4,6 juta Ha! Atau mari kita melirik ke Mentawa-Sumatera Barat dengan lebih dari 23 lokasi surfing terbaik di dunia, begitu banyak hingga sulit menemukan video surfing tanpa menampilkan keindahan ombak mentawai di dalamnya.



Gambar: Raja Ampat-Papua

Hidup berdekatan dengan laut beberapa tahun terakhir semakin membuat saya lekat dengan nafas kehidupan masyarakat pesisir pantai Indonesia. Mulai dari hingar bingar kehidupan di Kuta-Bali hingga kebersahajaan penduduk Watukarung-Pacitan bahkan kehidupan paleolithic dengan pola kehidupan subsisten yang masih ada di garis pantai Mentawai-Sumatera Barat. Inilah fakta, ini pula ironi yang lestari di pekarangan rumah kita.