I think, therefore I am, aku berpikir karena itu aku ada.
Di kampungku pernah tersiar kabar ada pocongan di pohon rambutan depan rumah Slamet. Kabar itu tersiar dengan sangat cepat dan semakin lama semakin berkembang. Suatu hari ada yang bercerita pernah mendengar suara wanita tertawa dari bawah pohon rambutan itu. Keesokan harinya seorang pedagang bakso meninggalkan gerobaknya dibawah pohon itu. "Kemarin waktu saya lewat situ ada cewek yang memanggil saya, dia beli bakso satu mangkuk, tapi waktu saya mau menyerahkan mangkuk ke cewek itu tiba-tiba di sudah jadi mahluk yang menyeramkan!" begitu cerita si pedagang bakso itu.
Akhirnya setiap malam tidak ada seorangpun yang mau lewat di depan rumah slamet, bahkan pedagang makanan tidak ada satupun yang berani melewati tempat itu.
Pembaca percaya terhadap cerita ini?
Tentu saja anda harus percaya, karena saya sendirilah orangnya yang pertama kali bercerita kalau ada hantu di pohon rambutan itu. Apakah saya melihat hantu itu? Tentu saja tidak! Sama sekali tidak ada hantu di pohon itu!
Pada waktu itu saya ingin mencoba seberapa besar pengaruh faktor psikologis manusia terhadap kesadarannya. Masyarakat di lingkungan saya telah memiliki sebuah anggapan dalam otaknya bahwa ada hantu di depan rumah Slamet, hal itu akan membuat mereka beranggapan bahwa itu suatu kebenaran dan kenyataan! Kemudian mereka mulai mereka-reka bentuk atau kenampakan dari hantu itu. Ada yang membayangkan suara wanita yang menangis, wanita cantik yang membeli bakso, dan lain sebagainya.
Akhirnya bayangan-bayangan yang talah tersimpan dalam otak itu muncul di depan matanya berupa bentuk pocong yang meloncat-loncat atau muncul di gendang telinganya berupa suara wanita tertawa dan lain sebagainya.
Ini adalah sebuah fenomena yang dahsyat bagi saya, bahkan bayangan dan fantasi manusia mampu membentuk kenyataan bagi orang banyak, bayangan itu mampu menghipnotis otak sekian banyak orang sehingga bayangan itu benar-benar hadir di depan mereka sebagai sesuatu yang kongkrit!
Jadi benar kiranya jika René Descartes (1596-1650)menyatakan bahwa apa yang hadir di depan kita adalah hasil dari mind, atau apa yang kita bayangkan, kita duga,terekonstruksi oleh otak sebelumnya. otakku menganggap bahwa yang aku pencet-pencet saat ini adalah keyboard komputer, apa yang terrefleksikan oleh mataku adalah tulisan-tulisan kecil di dalam monitor komputer. itulah hidup!
Corgito Ergo Sum
aku mengira karena itu aku ada
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan saja disini...