April 13, 2010

Kalibaru, 09 januari 2009

Sekali lagi Norah Jones mengalun menemani sore temaram selepas hujan. Di sudut pasar kecil aku mengamati remah-remah yang tertinggal oleh kisah masa kecilku. Disini aku pernah dilahirkan, disini pula aku kembali untuk sekedar singgah dan menikmati secangkir kopi lanang Malangsari.
Coffee shop kecil milik perkebunan kopi Malangsari ini hanya menyediakan 3 menu sederhana yaitu kopi, teh dan jahe itu saja. Tidak ada istilah2 kopi yang asing di telinga, sebuah kesederhanaan
yang berpadu dengan senyum yang tulus. Ada yang lebih hebat?
Disini hanya ada dua meja untuk pengunjung dan sebuah bar kecil di ujung ruangan 6x4 meter. Seorang pelayan sekaligus baristanya duduk di balik bar dan tidak pernah lepas dari telepon genggamnya, sibuk sekali menerima telpon dan membalas pesan singkat yang masuk.
Lagu Shoot the Moon-nya Norah Jones baru saja berakhir saat seorang pria berperawakan kecil memasuki ruangan, rupanya dia adalah sopir perkebunan malangsari. Dari pembicaraannya dengan penjaga café aku tahu, ia tengah menanti atasannya yang akan tiba dengan kereta dari Jember sore ini.
Di pojok café tergantung sebuah televisi yang menayangkan barisan kendaraan yang mengular di pom-pom bensin di berbagai kota. Akhir-akhir ini bensin sungguh susah di beli, siang tadi aku dipaksa berdesakan dan berbaris selama dua jam sebelum bisa mendapatkan 3 liter bensin untuk motorku. Sebuah kenyataan yang sudah lazim terjadi di negeri ini. Sejak jaman majapahit hingga detik ini rakyat Indonesia selalu saja dipaksa untuk mengantri demi mendapatkan kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Di kota kendaraan mengantri untuk bensin, ibu-ibu mengantri untuk minyak tanah dan gas. Di desa petani juga tidak mau kalah mereka juga ikut mengantri untuk membeli pupuk urea bersubsidi. Saat lebaran tiba, rakyat juga mengantri untuk mendapat sedekah dari orang kaya, terkadang beberapa nyawa menjadi korban karenanya.
Jam menunjukkan pukul 5 sore, sisa-sisa hujan di luar mulai menghilang. Ini saat yang tepat untuk mulai bergerak dan menapaki kisah-kisahku selanjutnya. Selamat sore Kalibaru, nice to meet you again 

daB!

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan saja disini...