August 04, 2010

Aku, yang selalu tak terlihat, selalu absurd



...dan inilah aku,
yang tak terdefinisikan bagi seseorang di luar sana, yang selalu ada di batas ruang-ruang imajiner, yang selalu sekelebat lewat saat malam-malam yang sesak memaksanya untuk tetap terjaga...dan gelisah. Kenyataannya, memang dalam ruang itulah aku ditempatkan, selalu menjadi yang terasing dalam lingkungannya, yang selalu di-anonim-kan bila namaku terpaksa muncul dalam percakapan dengan teman-temannya.
aku yang selalu tak terlihat, selalu absurd...
Dia yang selalu mengilhamiku, yang selalu mampu membuat duniaku berotasi mengitarinya, dia selalu memberikan rasa nyaman
dan kebahagiaan yang meluap-luap setiap kali mengingat wajahnya atau mendengarkan suaranya lewat sambungan nirkabel beratus kilometer jauhnya, yang lambat laun membuatnya seperti narkotika untukku...karena sifatnya yang membuat kecanduan.
Dia mencintaiku, tentu saja. Setidaknya itu yang tergambar sejak setahun terakhir ini, sejak aku memanjatkan doa ku pada Yang Maha Kuasa, menggantungkan nasib pada sebuah tantangan yang berjawab jelas ya atau tidak, dan ternyata jawabannya ya dan tidak.
Ini adalah sebuah kekonyolan kosmik yang benar-benar menimpaku dan memporakporandakan struktur rapuh dalam hatiku, sekaligus membuatku tertawa atau lebih tepatnya menertawakan diriku sendiri, dan dia tentu saja.
Sekali lagi, aku harus menggantungkan nasibku pada arus takdir yang entah kemana bermuaranya.
Karena tidak ada seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi 2 tahun dari sekarang, di persimpangan jalan itu, di tempat yang telah kami sepakati bersama pada suatu pagi yang resah...

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan saja disini...